Usia 80+ bisa rekrut pengasuh asing tanpa evaluasi Barthel

Sebelum Tahun Baru, Yuan Legislatif meloloskan revisi UU, mengizinkan lansia di atas usia 80 untuk merekrut pengasuh asing tanpa evaluasi Barthel. Ini telah menuai kekhawatiran akan menimbulkan efek "penyisihan", di mana pengasuh asing akan memilih lansia yang lebih mudah dirawat. Ormas menyarankan agar pengasuh asing yang merawat lansia penyandang disabilitas dapat menerima upah lebih tinggi untuk meningkatkan insentif.
Kebijakan bakal sebabkan pengasuh memilih pasien yang mudah dirawat
Revisi UU Layanan Ketenagakerjaan yang disahkan sebelum tahun baru ini menuai kekhawatiran akan menimbulkan efek “penyisihan.” Sebagai contoh, pada kasus keluarga Ibu Ye, ibunya terbaring di tempat tidur karena cacat selama bertahun-tahun dan telah memenuhi syarat untuk merekrut, namun pengasuh yang direkrut sering tidak betah. Pelonggaran sistem saat ini akan mempersulit mereka untuk mendapatkan pengasuh.
==Ibu Ye // Keluarga pasien penerima perawatan==
Secara naluri, saat memilih
(Pengasuh) pasti akan memilih (pasien) yang mudah dirawat
==Chen Ching-ning // Sekjen Asosiasi Pengasuh Keluarga Taiwan (TAFC)==
Banyak pengasuh asing pasti akan memilih
Dampak terhadap keluarga dengan disabilitas berat akan sangat besar
TAFC: Gaji pengasuh penyandang disabilitas harus ditingkatkan
TAFC berasumsi bahwa menggunakan “usia” sebagai standar mungkin merupakan bentuk diskriminasi usia. Kebijakan baru mungkin memicu perebutan tenaga kerja antara 230.000 keluarga yang merekrut pengasuh asing. Ada juga organisasi yang mengusulkan untuk merumuskan skema pengupahan yang berbeda sehingga pengasuh migran yang merawat penyandang disabilitas dapat menerima gaji yang lebih tinggi sebagai bentuk solusi.
==Chu Wei-jen // Manajer Umum Lembaga Elderly Ark==
Apakah kemampuan membayarnya cukup?
Kalau tidak cukup, apakah pemerintah akan memberikan subsidi
Agar mereka (perekrut) dapat membayar upah (pengasuh asing)
Dan bukan semua pengasuh asing berada dalam situasi
Gaji pokok yang sama
Dokter: Tetapkan prioritas, dahulukan pasien terbaring dan pasien disabilitas
Dokter menyampaikan bahwa lansia dengan demensia tahap awal dan menengah cenderung mengalami perubahan emosi yang besar dan bahkan menunjukkan perilaku agresif. Selain dukungan keluarga juga sangat membutuhkan dukungan pengasuh agar ada waktu istirahat bagi kedua pihak. Oleh karena itu menyerukan pembentukan sistem prioritas, agar lansia yang paling membutuhkan mendapatkan perawatan yang memadai.