Tangan koki Vietnam Polam Kopitiam dinyatakan positif ditemukan asam bongkrek

Dua di antara lima pasien perawatan intensif kasus keracunan makanan Polam Kopitiam sedang dipertimbangkan untuk menjalani transplantasi hati. Departemen Kesehatan Kota Taipei mengonfirmasi bahwa sampel tangan koki asal Vietnam terdeteksi positif asam bongkrek. Lanjutan investigasi keseluruhan kasus tidak hanya ditaruh pada bahan makanan, tetapi juga akan menyelidiki apakah terjadi permasalahan pada proses memasak.
Pemkot Taipei mengadakan jumpa pers tanggal 2 siang untuk mengumumkan hasil tes terbaru terkait skandal keracunan makanan Polam Kopitiam. Sampel tangan koki Vietnam dinyatakan positif mengandung asam bongkrek.
5 kasus Polam Kopitiam bergejala berat, 2 di antaranya mungin akan cangkok liver
Total insiden Polam Kopitiam di Taiwan mencapai 29 kasus. Saat ini 5 kasus sedang dirawat di unit perawatan intensif, 2 di antaranya dipertimbangkan menjalani
transplantasi liver.
==Victor Wang // Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan==
Keempat liver penderita ini mengalami kerusakan parah
Bahkan ada dua yang dipertimbangkan menjalani transplantasi liver
Produk olahan beras terimbas, diimbau ganti nama jadi "Asam Bongkrek Kelapa"
Selain itu, insiden keracunan kali ini telah menyingkap kasus asam bongkrek pertama di Taiwan, yang dianggap sebagai dalang kasus keracunan makanan ini. Terkait hal ini, pakar dari Malaysia menilai bahwa istilah asam bongkrek lebih tepat kalau diganti nama menjadi asam bongkrek kelapa.
==Huang Zhen-xiang // Wakil Profesor Institut Biologi Molekuler dan Sel, NTHU==
Nasi uduk biasanya dimasak dengan menambahkan santan
Nasi uduk sangat enak, namun kerap menimbulkan keracunan makanan
Bakteri yang dapat menghasilkan racun selama proses fermentasi ini
Selalu berhubungan dengan kelapa, jadi saya merasa
Istilah yang lebih tepat sebaiknya dinamakan asam bongkrek kelapa
Mungkin ini lebih akurat
MOHW pertimbangkan perubahan nama untuk hindari pencemaran produk beras
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) menyatakan, ada tiga kondisi yang bisa menghasilkan asam bongkrek, yang pertama adalah bakteri "Burkholderia gladioli", yaitu bakteri tanah yang sangat istimewa dan memerlukan subspesies tertentu, namun sangat beracun. Yang kedua adalah media, biasanya pati dan kelapa. Yang ketiga adalah lingkungan netral dengan suhu antara 22°C-33°C. Untuk menghasilkan asam bongkrek, makanan fermentasi harus memenuhi ketiga syarat ini. Kwetiau yang dicampur dengan pati jagung kemungkinan besar merupakan sumber asam bongkrek. Guna menghindari pencemaran terhadap produk beras, MOHW akan membahas apakah perlu melakukan perubahan istilah.