14 ABK asing tolak pulang atau turun kapal meski lewat masa karantina
發布時間:
更新時間:
Kapal ikan long line yang mulai berlabuh sejak 19 Maret lalu di pelabuhan Qianzhen Kaohsiung menjalani masa karantina selama 14 hari pada kapal sendiri. Biro kelautan telah memastikan tidak ada orang yang bergejala pada 14 kapal tersebut. Namun, sebagian dari ABK asing tidak ingin pulang ke negaranya atau turun kapal karena menganggap Taiwan lebih aman.
Seorang ABK Tiongkok menyatakan bahwa dia tidak mau pulang, karena menganggap situasi pandemi di Tiongkok lebih parah, sedangkan di Taiwan lebih aman.
Kapal longline sekali melaut setengah hingga satu tahun
Sebagian besar waktu melaut kapal longline pada setengah atau satu tahun yang lalu. Pada saat itu, pandemi belum meledak. Melihat peredaran pandemi, para abk berpendapat Taiwan lebih aman dan khawatir akan terinfeksi pada pemulangan yang akan memengaruhi kehidupan mereka.
Manajer Perusahaan Kapal Longline Lin Jian-an (林建安) berpendapat bahwa jika ABK yang kembali ke negara mereka mungkin lebih berbahaya dari Taiwan, sehingga semua awak kapal di kapalnya tidak ada yang meminta untuk pulang.
400 ABK Indonesia-Thailand-Vietnam-Filipina swakontrol kesehatan
400 ABK dari Indonesia, Thailand, Tiongkok, Filipina dan Vietnam dari 14 kapal longline yang berlabuh di Qianzhen selain mengukur suhu tubuh dua kali sehari dan memakai masker, juga harus mengadakan tes laboratorium.
Asisten Teknis Biro Kelautan Kaohsiung Chen Ya-ling menuturkan bahwa koleganya akan ke kapal setiap hari, selain itu juga akan mengukur suhu tubuh mereka. Begitu ada masalah, mereka akan menghubungi instansi kesehatan.
Larangan turun selama karantina berdampak pada perbaikan kapal
Namun, perusahaan kapal juga menyatakan bahwa meskipun tidak ada larangan meninggalkan pelabuhan, tetapi larangan turun kapal selama karantina membuat perbaikan dan pemeliharaan kapal diundur hingga 14 hari kemudian. Hal ini memengaruhi jadwal melaut berikutnya.
Editor: Shantina