Kalangan wanita Indonesia bawa sapu lidi seiring dengan protes meluas

Dengan sapu lidi di tangan, ratusan perempuan di Jakarta dan sejumlah kota di Indonesia kemarin bergabung dalam aksi protes minggu kedua menentang pengayaan anggota parlemen. Sementara itu, Presiden Prabowo yang sebelumnya menyatakan akan membatalkan kunjungan ke Tiongkok, tetap berangkat sesuai jadwal dan berfoto bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Merah muda keberanian" dan "hijau pahlawan" turun ke jalan

Ratusan perempuan mengenakan kaos merah muda yang melambangkan "merah muda keberanian" dan memegang sapu lidi. Mereka turun ke jalanan Jakarta, ikut dalam aksi protes terhadap kekerasan aparat terhadap pendemo. Mereka menyatakan bahwa membawa sapu ke jalan adalah untuk "menyapu kotoran negara, militerisme, dan represifitas aparat". Di tengah lautan merah muda itu, ada juga sekelompok orang mengenakan seragam ojek daring (ojol), mengenakan "hijau pahlawan" untuk mengenang mendiang pengemudi ojol berusia 21 tahun, Affan Kurniawan. Pada 28 Agustus, Affan sedang mengantarkan makanan ketika melewati lokasi protes saat sebuah kendaraan taktis (rantis) polisi menabraknya hingga tewas, yang memicu eskalasi cepat dalam gelombang protes ini.

Presiden Prabowo tetap ke Tiongkok di tengah protes

Seiring aksi protes di Indonesia meningkat, Presiden Prabowo Subianto semula menyatakan ia akan membatalkan kunjungan ke Tiongkok dan tidak menghadiri parade militer 3 September. Namun, ia kemudian berubah pikiran dan hadir di parade besar yang digelar di Beijing, berfoto bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

==Cuplikan CCTV Tiongkok==
Presiden Indonesia Prabowo
Terima kasih Anda telah hadir

Komnas HAM khawatirkan situasi seiring demonstrasi dihadapkan kekerasan

Menurut pernyataan resmi Indonesia, alasan Prabowo tetap pergi ke Tiongkok adalah karena Beijing sangat memohon dan kondisi protes jalanan mulai mereda, dan Prabowo telah kembali ke tanah air pada malam hari setelah menghadiri parade militer di Tiongkok. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Indonesia, Anis Hidayah menyatakan, situasi saat ini masih memprihatinkan, terutama karena pendekatan kekerasan masih digunakan dalam menangani aksi, sehingga ruang dialog antara masyarakat dan otoritas terbatas, dan rakyat tidak bisa menyampaikan masalah maupun kesulitan mereka. Menurut data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), hingga akhir Agustus gelombang protes ini telah menyebabkan setidaknya sepuluh orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang harus dilarikan ke rumah sakit.