Agen ilegal tawarkan imbalan NT$320.000 untuk pendonor sel telur ke Tiongkok

Muncul kabar ada agensi ilegal yang mencari mahasiswi Taiwan dengan menawarkan imbalan setinggi NT$320.000 untuk menarik mereka menyumbang sel telur di Tiongkok. Namun, dokter memperingatkan bahwa prosedur bedah ilegal memiliki risiko tinggi yang kerap terselubung, para donatur disarankan untuk berpikir secara matang.
Netizen: Berwisata sambil mencari uang dengan donor sel telur ke Tiongkok
Dari bulan Maret hingga Mei tahun ini, ada beberapa netizen yang berbagi tentang pengalaman mendonor sel telur mereka di Tiongkok, bahwa selain gratis tiket pesawat dan biaya akomodasi, pendonor akan menerima penghasilan yang cukup besar dan mendapat banyak tanggapan. Liburan musim panas akan segera tiba dan saat ini ada kabar burung bahwa agen ilegal mulai mengincar mahasiswi di Taiwan dan menawarkan subsidi nutrisi dua kali lipat harga Taiwan senilai NT$320.000 untuk menarik mahasiswi mendonorkan sel telurnya ke Tiongkok.
==Mahasiswi Lin==
(Saya khawatir) tidak bisa pulang setelah pergi
Karena akhir-akhir banyak penipuan yang serupa
Medis peringatkan: Risiko operasi perawatan medis ilegal relatif tinggi
Dokter menjelaskan bahwa standar untuk donor sperma dan sel telur diatur oleh Ditjen Kesehatan Nasional (HPA), di mana pendonor sel telur harus berusia di bawah 40 tahun dan tidak memiliki catatan klinis berpenyakit berbahaya. Sebelum mendonorkan sel telur, pendonor akan menerima suntikan ovulasi. Selama proses berlangsung, mungkin dapat menimbulkan alergi, sindrom hiperstimulasi ovarium, pendarahan perut dan infeksi. Di mana praktik medis yang ilegal, justru menyembunyikan risiko operasi yang berbahaya.
==Shen Meng-shun // Wakil Kepala Pusat Reproduksi==
Jika proses operasi tidak berjalan lancar akan ada risiko pendarahan
Atau terinfeksi atau bahkan peritonitis
Proses pengambilan sel telur bersifat invasif, butuh pembiusan total
Dokter juga menekankan bahwa proses pengambilan sel telur bersifat invasif dan pembiusan total, pengambilan sel telur dilakukan melalui vagina dan pendonor harus menanggung risiko anestesi dan operasi. Pendonor harus berpikir ulang untuk melindungi hak dan kesehatan tubuh dan jangan menganggap menyumbang sel telur sesederhana menyumbangkan darah.