Kementerian Urusan Digital ditembak tanggal 28, kaca pintu depan pecah

Seorang pria berusia 50-an tahun dari Nantou mengaku tidak puas dengan kebijakan pemerintah dan berlari ke kantor Kementerian Urusan Digital yang berada di Yanping South Rd. dan melepaskan tiga tembakan ke gerbang utama. Untungnya, tidak ada yang terluka dalam insiden ini. Polisi menangkap tersangka dan membawanya ke pengadilan.
Seorang pria mengenakan baju pendaki meminta orang yang berlalu larang untuk menepi di aula, kemudian mengeluarkan senapan dan menembak pintu depan hingga pintu kaca pecah.
Lepaskan 3 tembakan dan diam di tempat, pelaku ditangkap polisi
Pada tanggal 28 pukul 10 pagi, seorang pria membawa pistol masuk ke gedung Kementerian Urusan Digital (MODA) sambil berteriak keras di lobi lantai pertama, kemudian membidik kamera pengawas, papan nama dan pintu besar. Setelah melepas 3 tembakan, ia diam di tempat dengan tangan di kepala untuk ditangkap polisi.
Pemberitahuan sebelum beraksi, pelaku menyatakan tidak puas pemborosan MODA
Sebelum melakukan kejahatan, pelaku memberitahukan di Facebook dirinya bakal mati atau dipenjara, tampaknya seperti kejahatan berencana. Keseluruhan artikel menunjukkan ketidakpuasan terhadap partai yang berkuasa. Dia juga mengaku menargeti MODA karena tidak puas dengan pemborosan instansi tersebut.
Memiliki catatan kasus kriminal, pelaku sebut tidak puas dengan pemerintah
Pria bermarga Chang memiliki catatan kasus kriminal yang mengelola guest house di Nantou setelah menjalani hukuman penjara. Ia mengeluhkan kesulitan berbisnis karena larangan masuk turis Tiongkok oleh pemerintah sehingga melepaskan tembakan. Untungnya, dalam kasus penembakan ini tidak ada yang terluka.
==Lee Huai-jen // Wakil Menteri Kementerian Urusan Digital (MODA)==
Berteriak lantang menyatakan dirinya anti pemerintah
Awalnya, dia berencana naik ke kantor di lantai dua
Tetapi karena rekan keamanan kami langsung melaporkan
Pintu di lantai dua ditutup
Senapan dibeli dari internet, polisi lacak rekan pelaku
Polisi menemukan senapan dan pistol yang dimodifikasi dengan lebih dari 20 peluru dari pelaku yang mengaku membeli senjata melalui iklan di internet beberapa tahun yang lalu. Polisi mencurigai pernyataan pelaku dan akan terus melacak sumber senjata dan apakah ada ada rekan yang turut membantu.