Strain virus mutasi EG.5 merebak di 50-an negara, kasus terbanyak di AS

Strain mutasi virus Omicron baru, EG.5 telah ditemukan di lebih dari 50 negara. Di Amerika Serikat, 17% kasus baru adalah varian ini. Di banyak negara di Eropa dan Asia, jumlah pasien yang terinfeksi dan rawat inap juga terus meningkat.
Strain EG.5 miliki kemampuan yang lebih kuat untuk melawan antibodi manusia
Tempat wisata dipenuhi pengunjung. Seiring meredanya pandemi, setiap negara secara bertahap melonggarkan protokol pencegahan pandemi, sektor pariwisata internasional juga pulih secara bertahap, kehidupan warga kembali normal. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa jenis virus Omicron telah bermutasi menjadi subvarian baru "EG.5", yang sangat mirip dengan strain XBB, dan memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk melawan antibodi manusia.
==Maria Van Kerkhove // Pakar epidemiologi WHO==
Kami melihat adanya tingkat pertumbuhan untuk varian EG.5
Yang berarti bahwa, varian ini akan lebih mudah menular
Sehubungan dengan tingkat pertumbuhan tersebut dan imunitasnya
Jadi masyarakat akan tertular
Varian ini sudah kami awasi sejak bulan Juli
Karena tingkat pertumbuhannya
Kini kami mendeteksi lebih banyak negara
Dan kami mengantisipasi varian ini akan menjadi dominan di beberapa negara
Varian EG.5 dijuluki “Eris”, merupakan varian mutasi yang berbahaya
WHO menjuluki varian EG.5 "Eris" dan mengklasifikasikannya sebagai varian yang harus diwaspadai karena mutasi dapat membuatnya lebih mudah menular atau parah. Sejauh ini, varian ini telah dilaporkan di lebih dari 50 negara. WHO menyerukan semua negara untuk menangguhkan pembatalan pengawasan terhadap COVID-19 untuk mempercepat respons terhadap penularan yang muncul di masa depan.
Instansi kesehatan mengimbau pasien terinfeksi untuk beristirahat di rumah
Saat ini, tindakan pencegahan pandemi di sebagian besar negara telah dicabut satu demi satu. Rumah sakit tidak mengalami masalah kelebihan kapasitas di musim dingin dan pasien yang terinfeksi COVID-19 tidak perlu dikarantina. Namun, sebagian besar instansi kesehatan masih merekomendasikan bahwa penderita yang terinfeksi tinggal di rumah selama beberapa hari untuk memulihkan diri.