Taiwan kembali raih prestasi dalam antisipasi perdagangan manusia global

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat merilis Laporan Tahunan Perdagangan Manusia terbaru. Selama 13 tahun berturut-turut, Taiwan terdaftar dalam kategori pertama di tingkat tertinggi. Namun, laporan ini mengundang ketidakpuasan dari lembaga swadaya yang menilai Taiwan hanya memenuhi standar minimal.
Ormas kritik pemerintah pusat tidak membenahi isu eksploitasi PMA
Ormas meneriakkan slogan yang mengkritik Taiwan atas nama kosongnya, karena belakangan ini selalu ada warga Taiwan yang tertipu untuk melakukan penipuan di luar negeri dan menjadi korban perdagangan manusia. Selain itu, juga terdapat masalah eksploitasi jangka panjang terhadap PMA. Ormas menilai pemerintah pusat mengabaikan masalah dan pasif dalam penanganannya.
Sekjen Serikat Kerja Nelayan Kabupaten Yilan, Lee Li-hua mengatakan, “Dari tahun 2020 hingga 2021, dan dalam laporan tahun ini, 99,9% adalah masalah sama yang masih belum terselesaikan, tapi masih tetap di tingkat pertama.”
Pemerintah berkomitmen memperbaiki masalah kerja paksa kapal DWF
Meskipun Taiwan menempati kategori pertama, laporan tahunan tersebut juga menyebutkan bahwa kapal penangkapan ikan perairan jauh (DWF) Taiwan memiliki masalah kerja paksa yang serius, dan pelaut asing sulit untuk keluar dari penderitaan eksploitasi. Dalam hal ini pemerintah Taiwan berkomitmen akan terus mengadakan perbaikan.