Kejaksaan periksa kasus Prince Holding Group, tahan 25 oknum, panggil 10 saksi
Pemilik korporasi "Prince Holding Group" asal Kamboja, Chen Zhi, yang diduga terlibat dalam kasus penipuan dan pencucian uang, didakwa oleh AS bulan lalu. Karena perusahaan tersebut memiliki cabang di Taiwan dan melakukan pencucian uang, Kejaksaan Distrik Taipei kemarin menggeledah 47 lokasi dan menahan 25 oknum. Di antaranya, seorang manajer ditahan dengan larangan besuk.
Terlibat pencucian uang, aset Prince Holding Group senilai NT$4,5 miliar disita
Kejaksaan Distrik Taipei melancarkan operasi terhadap korporasi "Prince Holding Group" (PHG) yang terlibat kasus pencucian uang dan penipuan di Taiwan. Selain mengajukan permohonan penyitaan aset senilai lebih dari NT$4,5 miliar, mencakup rumah mewah, mobil balap dan rekening bank, sebanyak 47 unit satgas melakukan penggeledahan tanggal 4 dan menangkap 25 tersangka, termasuk direktur eksekutif korporasi di Taiwan dan kerabat dekat dalang utama bernama "Chen Zhi" serta memanggil 10 saksi.
Bantu sindikat luar negeri cuci uang, PHG dirikan sejumlah perusahaan di Taiwan
Guna menyembunyikan aksi kejahatan lintas negara, PHG mendirikan sejumlah perusahaan cangkang di Taiwan untuk mencuci dana dari luar negeri dan menggunakan Taiwan sebagai basis rahasia bisnis perjudian. Setelah menginterogasi, jaksa memutuskan sejumlah oknum dibebaskan lewat jaminan yang berkisar antara NT$30.000-700.000. Di antaranya, seorang manajer bidang SDM pada anak perusahaan korporasi diduga terlibat pemusnahan barang bukti dan berisiko melarikan diri. Setelah pemeriksaan semalam suntuk, jaksa penuntut mengajukan permohonan penahanan dengan larangan besuk.
PHG terlibat kasus penipuan transnasional, sejumlah negara luncurkan investigasi
Di dalam situs PHG terpampang fitur perintis korporasi bernama Chen Zhi yang lahir di Provinsi Fujian, Tiongkok. Ia membangun citra filantropis tapi dituduh diam-diam mendirikan basis penipuan transnasional berskala besar di Kamboja. Selain sanksi yang dijatuhkan AS, sejumlah negara termasuk Singapura, Hong Kong dan Korea Selatan juga meluncurkan investigasi, namun keberadaannya saat ini tidak diketahui.
==Liu Shyh-fang // Menteri Dalam Negeri==
Bapak Chen dari korporasi Prince Holding Group
Memiliki catatan keluar masuk Taiwan dalam frekuensi tinggi
Namun berhubung ia memiliki status kewarganegaraan ganda
Jadi saat ia masuk (Taiwan)
Ia tidak menggunakan status warga negara Kamboja
Sehingga mempersulit proses pemeriksaan dan pelacakan kami saat itu
Perusahaan PHG di Taiwan dan 3 warga Taiwan masuk daftar sanksi AS
Belum lama lalu, Departemen Keuangan AS telah memasukkan sembilan perusahaan korporasi di Taiwan dan tiga warga Taiwan ke dalam daftar sanksi.
