Ekspor lemadang ke AS kena tarif tinggi, Presiden Lai temui nelayan
Tarif 20% yang diberlakukan Amerika terhadap Taiwan berdampak pada ekspor komoditi mahi-mahi. Pada tanggal 20, Presiden Lai Ching-te mengunjungi Asosiasi Nelayan Distrik Su'ao untuk berdialog dengan para nelayan. Ditjen Perikanan mengakui bahwa tarif sementara saat ini lebih tinggi dibandingkan negara pesaing, sehingga dapat menyebabkan penyusutan pangsa pasar.
Produksi dalam negeri lemadang kuasai 6% pasar AS, presiden kunjungi pabrik olah
Presiden Lai Ching-te pada tanggal 20 sore mengunjungi sebuah pabrik pengolahan ikan lemadang beku di Yilan. Dengan mengenakan seragam kerja dan sepatu bot, lengkap dengan topi dan masker, ia meninjau proses produksi. Saat ini, ikan lemadang Taiwan terutama diekspor dalam bentuk fillet ke pasar AS, dengan pangsa pasar sekitar 6%. Namun, tarif resiprokal sebesar 20% saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang dikenakan pada pesaing utama dari Peru dan Ekuador.
==Wang Mao-ceng // Direktur Jenderal Perikanan (FA)==
Saat ini kita berada di posisi
Yang terhitung relatif lemah
Kami perkirakan pasar AS
Mungkin akan menyusut
Asosiasi Perikanan minta pemerintah bentuk tim nasional seperti Peru
Untuk membantu sektor pertanian dan perikanan yang terdampak tarif tinggi, Kementerian Pertanian meluncurkan sejumlah langkah pendukung, mencakup subsidi pinjaman dengan bunga1% untuk masa satu tahun, subsidi rantai sarana pendingin, membantu pengajuan sertifikasi internasional dan subsidi promosi di dalam dan luar negeri. Namun, Asosiasi Nelayan Su'ao berharap pemerintah meniru langkah Peru dengan membentuk tim nasional untuk memberikan penyuluhan total bagi nelayan.
==Chen Chun-sheng // Direktur Eksekutif Asosiasi Nelayan Su'ao==
Ini melibatkan lebih dari sekadar Kementerian Pertanian
(Tetapi juga) Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Perekonomian
Kita harus menghadirkan tim nasional terpadu kepada dunia luar
MOA: Tak ada hak untuk pesimis, mendukung penuh peningkatan industri
Meski trennya kurang kondusif, Kementerian Pertanian menegaskan bahwa Taiwan tidak punya hak untuk pesimis. Sebaliknya, kondisi ini harus dijadikan momentum untuk mendorong peningkatan kualitas industri, memperoleh sertifikasi internasional untuk produk perikanan berkelanjutan (MSC), serta mendorong transparansi dalam rantai produksi dan distribusi.
