Hari ke-4 gempa Myanmar, diketahui lebih dari 1.700 tewas, 300 orang hilang
Lebih dari 72 jam telah berlalu dalam misi penyelamatan korban pada hari keempat pasca gempa di Myanmar. Hingga kini, jumlah korban tewas di Myanmar telah melampaui 1.700 orang, lebih dari 3.400 orang terluka dan 300-an orang masih belum diketahui keberadaanya. Petugas SAR berhasil menyelamatkan banyak korban yang tertimbun di tengah puing reruntuhan. Walau Myanmar rusak parah, pemerintah dan pasukan militer setempat terus mengebom desa separatis dan membuat komunitas internasional terkejut.
Gempa dahsyat meratakan lantai 6 ke bawah apartemen setinggi 12 lantai
Pada zona terdampak parah gempa di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay yang dulu disebut Wa Cheng, tim penyelamat berhasil mengevakuasi seorang wanita yang terjebak di reruntuhan Hotel Great Wall pada dini hari tanggal 31. Tanda-tanda kehidupan wanita yang terjebak hampir 60 jam ini masih stabil dan ia segera dibawa ke rumah sakit. Beberapa jam sebelumnya di kondominium sky villa di kota yang sama, tim penyelamat terpaksa melakukan amputasi untuk menyelamatkan seorang ibu hamil berusia 35 tahun yang terjebak lebih dari 55 jam. Namun, wanita tersebut kemudian meninggal karena kehilangan banyak darah. Akibat gempa dahsyat tanggal 28, apartemen sky villa 12 tingkat, kini sepenuhnya hancur dari lantai 6 ke bawah.
Jalanan hancur, wisatawan asing harapkan bantuan dari luar
Jalanan di Mandalay pasca gempa yang hancur dipenuhi suasana duka. Ancaman gempa susulan yang bisa terjadi kapan saja memperlambat proses penyelamatan. Kepada Reuters, seorang wisatawan asal Rusia yang sedang berlibur di Mandalay mengatakan bahwa setelah gempa tanggal 30, ia melihat jalanan kota hancur lebur yang membuatnya sangat sedih.
Pasca gempa: Setidaknya 1.700 tewas, 4 orang diselamatkan di sekolah Sagaing
Diketahui musibah ini telah merenggut sekitar 1.700 nyawa. Sekitar 60 jam setelah gempa, tim damkar Myanmar melaporkan ada 4 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan sebuah sekolah yang ambruk di Sagaing, namun juga mennemukan jenazah di lokasi yang sama. Proses penyelamatan berlangsung di tengah ancaman gempa susulan yang terjadi berulang kali.
Kekurangan pasokan medis dan bahan pokok, paling terdampak pada anak-anak
UNICEF menyatakan bahwa gempa kali ini memperburuk kondisi keluarga-keluarga yang sebelumnya melarat. Setelah bencana, akses kebutuhan pokok dan layanan medis semakin terbatas, terutama pada anak-anak, yang akan menghadapi tantangan yang lebih besar lagi untuk bertahan hidup.
==Sai Han Lynn Aung // Direktur UNICEF di Mandalay==
Banyak rumah yang hancur
Jalanan dan jembatan rusak
Banyak anak-anak dan keluarga yang masih hilang dan trauma
Kami membutuhkan bantuan segera
Pasukan pemberontak umumkan gencatan senjata
Kelompok separatis yang melawan militer Myanmar mengumumkan bahwa mulai tanggal 31, mereka akan memprioritaskan upaya penyelamatan dan menghentikan serangan selama 2 minggu. Mereka juga menuduh militer Myanmar di bawah pimpinan Min Aung Hlaing tidak hanya tidak memberikan bantuan penyelamatan, tetapi justru memanfaatkan situasi untuk melancarkan serangan udara ke basis pemberontak dan bahkan wilayah gempa. ASEAN pun mendesak Myanmar untuk segera melakukan gencatan senjata guna memperlancar upaya penyelamatan, dan juga mendorong rekonsiliasi jangka panjang serta rekonstruksi pasca gempa.