Sungai Matai’an meluap, banjir lumpur menggenangi Dusun Mingli
Sungai Matai'an di Hualien kembali meluap. Air menerjang Dusun Mingli di Desa Wanrong pada tanggal 10, hingga saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda surut. Hujan masih terus turun di daerah pegunungan, arus sungai terlihat masih deras dan banyak area masih dipenuhi lumpur.
Saking derasnya, lumpur langsung menyeret sebuah kontainer. Peristiwa mencekam ini terekam oleh warga Dusun Mingli pk. 20.00 kemarin malam. Hujan deras dan angin kencang yang ditimbulkan Taifun Fung-wong menyebabkan Sungai Matai’an di Hualien kembali meluap. Banjir yang menyeret bebatuan dalam jumlah besar mengalir lewat selokan dan menerjang Dusun Mingli di Desa Wanrong.
Adegan mobil, kontainer yang hanyut terseret lumpur membuat warga terperanjat
Warga pun terperanjat, karena lumpur yang mulai muncul secara berkala sejak tanggal 10 malam, kemarin pagi telah menerjang mobil dan merusak rumah warga.
Belum reda, luapan Sungai Matai’an menerjang Dusun Mingli di Desa Wanrong
Lumpur yang terus menyembur dari dalam selokan menerjang rumah warga. Lumpur di rumah ini baru saja dibersihkan pekerja konstruksi tanggal 11, namun malamnya, lumpur kembali muncul dalam beberapa fase.
==Bapak Wu // Warga Dusun Mingli, Desa Wanrong, Hualien==
Sejak kemarin lusa hingga kini
Saya terus menjaga rumah
Kampung halaman saya hancur seperti ini
Foto udara tunjukkan area Dusun Mingli di dataran agak rendah tertimbun lumpur
Pemilik rumah hanya pasrah menyaksikan huniannya tergenang lumpur. Foto udara menunjukkan, area Dusun Mingli yang berada di dataran agak rendah tertimbun lumpur, menyisakan atap-atap rumah di bagian atasnya.
==Ou Yun-rong // Wartawan PTS==
(Akibat) beberapa gelombang hujan di Hualien
Arus lumpur yang menerjang Dusun Mingli di Desa Wanrong
Bahkan lebih deras dibandingkan kemarin (pagi)
Ruas Jalan Provinsial Hualien 45 yang diblokir bertambah banyak
Lumpur yang muncrat dari lubang selokan menerjang ke dalam SMP Wanrong
SMP Wanrong pun terimbas, lumpur mengalir dari lubang selokan pada dinding di samping lapangan olahraga. Ditjen Sumber Daya Air (WRA) menyatakan akan terus menerapkan protokol pengendalian banjir, yang baru bisa dimulai tergantung pada volume air.
