Skala organisasi BRICS diperluas lewat masuknya Indonesia sebagai anggota ke-10

Indonesia resmi menjadi anggota BRICS ke-10 pada pekan ini. Tiongkok yang berperan penting dalam prosesnya menyampaikan sambutan hangat pada Indonesia, yang mengklaim bahwa ini adalah tonggak sejarah bagi Jakarta untuk berpartisipasi aktif dalam isu global. Menurut analis, ini mungkin mencerminkan perubahan dalam kebijakan diplomasi Indonesia.
Dunia bisnis sambut hangat atas bergabungnya Indonesia sebagai anggota BRICS
Brasil, yang mendapat giliran menjabat ketua organisasi BRICS tahun 2025, mengeluarkan pernyataan tanggal 6 bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota BRICS. Istilah BRICS pada mulanya dikemukakan oleh Goldman Sachs Group tahun 2001. Brazil, Rusia, India dan Tiongkok, yang perekonomiannya dinilai berkembang pesat saat itu, diyakini akan menjadi ekonomi utama di dunia. Nama keempat negara ini kebetulan disingkat menjadi BRIC, sehingga lahirlah instilah negara kuartet BRICS, yang kemudian berkembang menjadi organisasi internasional beranggotakan negara-negara berkembang. Mesir, Iran dan Uni Emirat Arab diundang bergabung tahun 2023, dan jumlah anggota saat ini telah bertambah menjadi 10 negara setelah bergabungnya Indonesia.
==Guo Jiakun // Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok==
Selama 20 tahun terakhir sejak (organiasisi ini) didirikan
Populasi negara BRICS telah melampaui hampir separuh total populasi dunia
Total pangsa perekonomian melampaui 30%
Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global
Mencapai di atas 50%
Indonesia bergabung jadi negara anggota BRICS, dunia bisnis sambut hangat
Menanggapi keberhasilannya bergabung dalam organisasi BRICS, pemerintah Indonesia menyatakan hal ini merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam permasalahan global dan akan meningkatkan kerja sama dengan negara berkembang lainnya. Kalangan bisnis di Indonesia juga menyambut hangat hal ini.
Sistem pembayaran "BRICS Bridge" diluncurkan, berimbas pada tatanan finansial
Negara BRICS mengadakan konferensi tingkat tinggi di Rusia bulan Oktober tahun lalu. Mereka mengajukan kembali gagasan untuk menciptakan sarana pembayaran finansial multilateral baru dengan menggunakan metode selain dolar AS untuk pembayaran global. Hal ini mendapat dukungan dari negara-negara seperti Brasil dan India. Sistem pembayaran ini bernama "BRICS Bridge" ini akan dirampungkan dalam waktu satu tahun, namun banyak pejabat negara barat khawatir sistem ini mungkin digunakan untuk menghindari sanksi internasional sehingga akan berdampak pada tatanan sektor finansial global.