2 atlet angkat besi wanita persiapkan diri menghadapi ajang Paralimpiade Paris

Olimpiade baru saja berakhir, dan besok Paralimpiade segera dimulai di Paris. Tahun ini, tiga atlet angkat besi putri asal Indonesia ikut berpartisipasi, di antara mereka ada yang menderita polio, ada juga yang kedua kakinya diamputasi, namun mereka berhasil mengatasi kendala fisik dan gigih mempersiapkan diri untuk kompetisi demi membantu Indonesia meraih medali emas di Paralimpiade.
Penyandang polio, Widiasih sempat menyabet medali perunggu ajang Paralimpiade
Walau mengalami cedera pada pundaknya, atlet diabilitas cabang angkat besi, Ni Nengah Widiasih berlatih gigih dengan pelatihnya untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen Paralimpiade di Paris, Prancis minggu ini. Widiasih terdiagnosis penyakit polio saat ia masih kecil, sehingga melumpuhkan kedua kakinya. Ia mulai berlatih angkat besi saat masih berada di bangku SD. Saat itu ia berlatih dengan kakak laki-lakinya demi mendapatkan imbalan es krim. Atlet asal Bali ini sempat merebut medali perunggu pada ajang Rio 2016, medali perak pada turnamen Jepang 2020. Ia mempersiapkan diri untuk meraih medali emas dalam kategori angkat besi wanita 41 kg pada ajang Paris minggu ini.
Sempat berjualan mie, Sriyanti meraih medali perak dalam Asian Games 2022
Untuk saat ini belum ada pria Indonesia yang berkualifikasi untuk berpartisipasi dalam ajang Paralympiade. Widiasih berlatih bersama dengan dua wanita diabilitas lainnya, yakni Siti Mahmudah dalam kategori angkat besi 79 kg dan Sriyanti dalam kategori 86 kg. Siti yang kedua kakinya diamputasi akan bersaing untuk kedua kalinya dalam ajang Paralympiade. Sedangkan Sriyanti, yang juga menyandang polio saat masih kecil, sempat menjadi pedagang mie ayam dan kini ia adalah atlet profesional yang pernah meraih medali perak pada ajang Asian Games 2022.
3 atlet wanita atasi kendala disabilitas, tunjukkan potensi diri dalam Paralimpiade
Pelatih angkat besi, Eko Supriyanto menyampaikan bahwa ia sangat terkesan dengan tekad ketiga wanita tersebut. Namun sejak Widiasih mengalami cedera saat mengangkat besi 98 kg dan memenangkan medali perak dalam kejuaraan di Jepang, Eko mengharapkan kali ini ia setidaknya bisa menyabet medali perunggu. Eko juga berharap agar suatu hari kelak, atlet pria juga akan bergabung bersama para atlet wanita penyandang cacat dalam kejuaraan angkat besi. Ia menyatakan bahwa para srikandi di Indonesia terinspirasi oleh mereka. Apa pun kondisinya, selama kita berusaha dan yakin pada diri kita, tidak ada yang mustahil.