Indeks Barthel dianggap sebabkan kekerasan medis, picu usul dihapus

Jonathan
發布時間: 更新時間:

Menurut statistik Kementerian Ketenagakerjaan, saat ini ada sekitar 220.000 keluarga di Taiwan yang menggunakan jasa PMA, namun jika ingin merekrut PMA, langkah pertama adalah lewat evaluasi dokter untuk mendapatkan sebuah Indeks Barthel. Namun, ada pakar yang berpendapat bahwa Indeks Barthel tidak seharusnya dijadikan standar untuk merekrut PMA, sehingga menyarankan untuk dihapuskan.

Majikan butuh indeks Barthel dokter untuk merekrut PMA

Saat ini, keluarga penyandang disabilitas di Taiwan butuh evaluasi dokter dengan Indeks Bathel untuk merekrut pengasuh migran. Hanya perekrut dengan nilai kurang dari 35 yang memenuhi syarat perekrutan, hal ini telah menyebabkan memanasnya hubungan dokter dan pasien selama ini, misalnya kekerasan medis yang terjadi di rumah sakit umum Tri-Service baru-baru ini yang disebabkan keluarga pasien yang tidak memenuhi persyaratan indeks Bathel memukuli dokter. Hal ini menimbulkan polemik tentang perlunya indeks Bathel untuk merekrut PMA.

==Bapak He // Warga==
(Harusnya) bisa langsung merekrut (pengasuh migran)
Karena pengajuan Indeks Bathel sangat ribet

Hongkong dan Jepang tidak menggunakan sistem Indeks Barthel

Pakar perawatan jangka panjang mensinyalir bahwa Taiwan akan memasuki era masyarakat super lanjut usia pada 2025. Persentase populasi lansia akan terus meningkat dan kebutuhan perawatan juga hanya akan terus bertambah. Pemerintah tidak boleh menaruh keputusan merekrut PMA ke tangan dokter. Negara-negara tetangga seperti Hongkong dan Jepang juga tidak menggunakan sistem Indeks Bathel sebagai standar merekrut PMA dan menyerahkan perekrutan pada mekanisme pasar.

==Chu Wei-jen // Direktur Utama Elderly Ark==
Jangan menggunakan sertifikat Indeks Barthel
Seharusnya menggunakan surat keterangan dokter, pada kenyataannya
Dalam surat keterangan dokter, ada keterangan tentang disabilitas
Dengan tingkat kecacatan
Dan juga tertera jenis penyakit, semua data ini
Bisa ditulis dalam surat keterangan dokter

Dilema sumber daya perawatan jangka panjang yang terbatas dan mahal

Pakar juga menunjukkan, sebagian keluarga perawatan jangka panjang terbentur oleh biaya yang tidak hanya mahal, tetapi juga tergantung nasib karena kekurangan tempat tidur. Sebagian lagi yang tidak menemukan pengasuh migran, terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka, yang terakhir menjadi dilema perawatan jangka panjang. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) menegaskan bahwa syarat merekrut pengasuh migran masih akan dibahas dengan Kementerian Ketenagakerjaan(MOL).