Afghanistan sambut Ramadhan, sanksi internasional sebabkan krisis materi

Kerumunan pembeli yang lama tak dijumpai di pasar di Kabul, ibu kota Afghanistan, kini mulai bermunculan. Setiap keluarga bersiap menyambut Ramadan dengan membeli buah kering, kacang-kacangan dan bahan lainnya dalam jumlah besar. Sejak Taliban mengambil alih rezim tahun 2021, sanksi internasional telah menjerumuskan Afghanistan ke dalam krisis ekonomi dan materi sehingga daya beli warga merosot.
Pedagang kurma berkata, “Ramadan segera tiba, bisnis saat ini masih lumayan, namun persiapan warga tak sebanyak dahulu. Daya beli telah melemah.”
Inflasi di bulan Ramadan, harga produk konsumen meroket
Ramadan dimulai dari bulan ke sembilan kalender Islam dengan selisih satu atau dua hari tergantung waktu munculnya bulan baru di setiap negara. Tahun ini, Ramadan dimulai dari 22-23 Maret dan berakhir pada 20-21 April. Selama periode ini, umat Muslim tidak makan atau minum sejak matahari terbit hingga terbenam untuk menyucikan jiwa dan mengukuhkan iman mereka. Berbuka puasa saat magrib merupakan waktu berkumpul dan berbagi. Setiap keluarga berupaya semaksimal mungkin. Namun, di bawah tekanan ekonomi tinggi dan inflasi global, Ramadan tahun ini tampaknya tak semeriah dahulu.