Cadangan nikel Indonesia terbesar di dunia, penambangan picu kerusakan hutan

Nikel merupakan bahan utama baterai litium untuk kendaraan listrik, dan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Demi memenuhi kebutuhan global manufaktur baterai litium, pemerintah Indonesia telah memperluas area pertambangan, namun malah berdampak pada penggundulan hutan berlebihan dan dengan serius memengaruhi mata pencarian petani.
Nikel merupakan bahan utama baterai litium, juga pertambangan utama Indonesia
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Logam ini digunakan terutama dalam industri baja tahan karat dan juga merupakan salah satu bahan baku penting baterai litium untuk kendaraan listrik.
Penambangan merusak hutan, kilang nikel bertambah dari 2 menjadi 27 buah
Sejak 10 tahun lalu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menghentikan penjualan bijih nikel dengan harga rendah. Guna menanggapi permintaan manufaktur baterai litium, pemerintah memutuskan untuk menambang dan memurnikan bijih nikel dalam jumlah besar sebelum dijual, sehingga menambah jumlah kilang dari 2 menjadi 27 buah. Namun hal ini juga mengakibatkan penggundulan hutan berlebihan.
Penambangan, deforestasi di taman industri berimbas pada kehidupan petani
Global Forest Watch, sebuah sistem pemantauan hutan global online menunjukkan, sejak 1950, lebih dari 740.000 km² hutan hujan Indonesia telah ditebang, dibakar atau memburuk. Deforestasi di “Taman Industri Teluk Weda Indonesia (IWIP)” dalam skala besar telah berdampak serius terhadap mata pencaharian petani.
Walau berkomitmen lindungi sumber daya, perusahaan asing tetap batalkan proyek
Taman Industri Teluk Weda Indonesia telah membuat pernyataan bahwa di saat penebangan, mereka telah menanam lebih dari 10 km² pohon dan berkomitmen melindungi sumber daya air dan meluncurkan program penanaman karang dan bakau. Namun setelah mempertimbangkan transformasi pada pasar bijih nikel global, perusahaan pertambangan Prancis "Eramet" dan perusahaan kimia Jerman "BASF Group" mengumumkan pada akhir Juni bahwa mereka akan membatalkan pembangunan Taman Industri Teluk Weda Indonesia yang menelan biaya pengilangan sebesar US$2,6 miliar.