Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) merebak di seluruh dunia. Perusahaan Microsoft dilaporkan akan memecat 6.000 karyawannya. Selain itu, merek bergengsi Inggris "Burberry" juga akan memangkas hampir seperlima pegawainya di seluruh dunia, sementara perusahaan otomotif Nissan yang menderita kerugian terburuk dalam 25 tahun terakhir pada tahun lalu, juga telah memutuskan untuk merumahkan sebanyak 20.000 stafnya.
Kerugian terparah dalam 25 tahun, Nissan berencana PHK 20.000 karyawan
Nissan yang gagal merger dengan Honda dan mengalami krisis operasional, mengumumkan laporan keuangan 2024 pada hari Selasa, dengan kerugian besar sebesar 670,8 miliar yen. Demi bertahan, Nissan mengumumkan PHK massal, di mana dalam 3 tahun ke depan akan ada pengurangan 20.000 karyawan atau sekitar 15% dari total tenaga kerja global. Selain itu juga akan menutup 7 pabrik, dan kapasitas produksi tahunan akan dikurangi dari 3,5 juta unit tahun lalu menjadi 2,5 juta unit.
Nissan perkirakan rugi lebih dari 200 miliar yen pada Q2 di tengah ancaman tarif AS
Selain masalah manajemen internal, Nissan juga mengakui kebijakan tarif Trump akan memperparah krisis yang sedang dihadapi perusahaan, dengan perkiraan dampak finansial mencapai 450 miliar yen. Kerugian pada kuartal kedua tahun ini diperkirakan akan mencatat sekitar 200 miliar yen.
Penjualan barang mewah menurun, Burberry pangkas 1.700 karyawan
Tak hanya industri otomotif, pasar barang mewah juga mengalami kelesuan dalam beberapa tahun terakhir. Merek asal Inggris, Burberrry, yang kendati laporan keuangannya melampaui ekspektasi, namun mengalami penurunan omzet 17% pada tahun lalu, dengan penjualan melemah di Asia Pasifik dan Amerika. Burberry mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 1.700 karyawan atau sekitar 20% dari total tenaga kerjanya.
Restrukturisasi perusahaan, Microsoft PHK 6.000 karyawan, fokus pegembangan AI
Sementara itu, Microsoft yang tengah gencar membangun pusat kecerdasan buatan (AI), juga dikabarkan akan memangkas 6.000 karyawan. Namun, Microsoft menyatakan PHK terutama ditujukan untuk mengurangi manajer tingkat menengah dan efisiensi biaya, bukan karena kinerja karyawan. Pada dasarnya, pendapatan Microsoft telah melampaui ekspektasi Wall Street selama 4 kuartal berturut-turut. Harga sahamnya mendekati rekor tertinggi dalam sejarah, langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pengembangan bisnis ke depan.