Dirancang sesuai C188, kapal ikan baru perairan jauh bertolak dari Cijin

Lingkungan kerja buruk pada kapal ikan Taiwan telah menuai kritikan di masa lalu. Sebuah perusahaan perikanan Kaohsiung membangun kapal baru sesuai dengan standar organisasi ketenagakerjaan internasional, dengan memperbaiki kualitas sarana kamar tidur, kamar mandi dan tempat makan. Kapal tersebut berlayar dari Cijin pagi ini dan akan memulai pelayaran selama dua tahun.

Bertolak dari Cijin, kapal ikan dengan desain baru berjanji jamin hak ABK migran

Kapal yang dihiasi spanduk ucapan selamat ini dibangun khusus berdasarkan Konvensi tentang Pekerjaan dalam Penangkapan Ikan (C188) dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Peluncuran kapal pada 29 September oleh perusahaan ikan di Kaohsiung ini bertujuan melindungi HAM dan kualitas hidup ABK migran.

==Deng Ting-yong // Kapten dek kapal SKIPJACK MANZAI 707 asal Vietnam==
(Kapal baru) lebih baik
Semua bekerja dengan baik di sini

Kapal baru bisa tampung 40 orang, ruang dan fasilitas dirancang dengan baik

Kapal baru Skip Jack Manzai 707 memiliki kapasitas 40 awak. Kabin dengan total 28 ranjang dirancang untuk menampung 4 orang per kamar. Ruangan setinggi 190 cm ke atas ini dilengkapi meja dan lemari. Kamar mandi terpisah menjamin privasi, ruang makan lebih luas dan ruang medis memenuhi standar dengan pintu yang cukup lebar untuk tandu dan sarana ruang karantina terpisah.

==Yang Meng-fan // Sekjen Asosiasi Nelayan Kota Kaohsiung==
Untuk kapal ikan lama, mungkin pada perangkat lunaknya
Atau beberapa bagian prasarananya
Dapat dilakukan perbaikan kecil
Atau (dianjurkan) untuk ditingkatkan lagi

Tinggalkan citra buruk, lisensi kapal ikan baru wajib penuhi standar internasional

Kondisi kerja yang buruk di kapal ikan Taiwan pernah mendapat sorotan internasional. Dalam upaya melindungi hak-hak ABK migran, Ditjen Perikanan (FA) mengumumkan bahwa kapal ikan baru yang tidak memenuhi standar sesuai C188 tidak akan diberikan izin operasi. Meskipun hal ini tidak berlaku bagi kapal-kapal lama, FA berupaya mendorong perbaikan interior dan prasarana di atas kapal. Kebijakan ini tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi ABK, tetapi juga menunjukkan komitmen Taiwan terhadap isu hak asasi manusia.