Buah nona adalah produk ekspor Taiwan yang sangat populer di Tiongkok dan Asia Tenggara, namun sering kali dikembalikan akibat residu pestisida. Stasiun Penelitian dan Pengembangan Agrikultur Distrik Taitung belum lama ini mengembangkan sebuah prosedur baru penggunaan pestisida yang dapat mencegah terdeteksinya pestisida pasca panen. Kualitas produk juga terjaga.
Buah nona Taitung yang diekspor ke Tiongkok ditolak karena sisa pestisida
Kabupaten Taitung memproduksi buah nona pada musim dingin dan Tiongkok menjadi pasar ekspor terbesar pada saat ini dengan total volume ekspor melebihi dua ribu ton sejak November tahun lalu hingga Januari tahun ini. Namun sejak pelulihan ekspor ke Tiongkok dua tahun lalu, buah nona sering dikembalikan karena residu pestisida dan hama.
TTDARES kembangkan metode baru penggunaan pestisida, nol pestisida terdeteksi
Stasiun Penelitian dan Pengembangan Agrikultur Distrik Taitung (TTDARES) kini telah mengembangkan prosedur penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama dan menyarankan petani untuk melakukannya dari masa pembuahan hingga sebelum proses pembungkusan buah. Residu pestisida yang bertahan selama 100 hari ini tidak akan terdeteksi.
==Wang Chih-wei // Kabid TTDARES==
Banyak petani yang memberikan respons kepada saya
Dia menggunakan pestisida sesuai prosedur yang disaran saya
Hasil pestisida pada buahnya adalah ND (Non Detected atau tak terdeteksi)
Artinya tidak ada residu pestisida
Buah nona Taitung laris di pasar Tiongkok dan Asia Tenggara
TTDARES menyatakan bahwa penelitian ini bertujuan meingkatkan penjualan ekspor buah nona ke negara lain di masa mendatang, terutama ke negara-negara Uni Eropa yang memiliki pemeriksaan obat yang ketat. Asosiasi Pertanian Taitung juga menyebutkan bahwa saat ini luas lahan pertanian yang tergabung dalam sistem penelusuran produk pertanian (TAP) mencapai 1.000 hektar lebih. Saat ini, ekspor ke Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara sangat stabil.
Kerusakan akibat badai, ekspor buah nona tahun ini turun dan harganya jatuh
Namun, berdasarkan statistik saat ini, ekspor buah nona mengalami penurunan lebih dari 50% pada tahun ini dan harga juga turun sekitar 30%. Asosiasi Pertanian Taitung menyatakan hal ini disebabkan buah yang jatuh akibat dua taifun pada tahun lalu dan berharap dapat menemukan solusi untuk masalah kerusakan akibat bencana angin.