Liburan Imlek di ambang pintu, masalah keamanan pangan perlu mendapat perhatian khusus. Pusat Pengendalian Penyakit mengumumkan kasus keracunan botulisme pertama pada bayi di Taiwan dalam empat tahun terakhir, sumber penularannya sedang dievaluasi. Selain itu, jumlah pasien diare pada UGD dan rawat jalan minggu lalu mencapai lebih dari 186.000 orang, 90% di antaranya terinfeksi norovirus.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) mengumumkan kasus pertama keracunan botulisme pada bayi di Taiwan dalam empat tahun terakhir. Kasus ini melibatkan bayi perempuan berusia di bawah satu tahun yang biasanya hanya mengonsumsi ASI, serta makanan pendamping berupa pure buah dan sayur dalam kemasan. Pada akhir tahun lalu, bayi tersebut mengalami sembelit dan penurunan aktivitas fisik yang berlangsung selama dua pekan tanpa membaik. Pada awal Januari tahun ini, ia dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan, dan botulisme serta gen toksin ditemukan dalam sampel feses. Kini, bayi tersebut masih dirawat di unit perawatan intensif anak.
==Lin Yung-ching // Dokter pencegahan penyakit CDC==
ASI cenderung tidak menimbulkan
Risiko keracunan botulisme
Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya
Diduga bahwa keracunan ini kemungkinan besar
Terjadi melalui konsumsi makanan pendamping
Menyusul perayaan Tahun Baru Imlek, 230 ribu orang diperkirakan akan alami diare
CDC juga melaporkan bahwa pekan lalu terdapat lebih dari 186.000 kunjungan pasien ke instalasi gawat darurat dan rawat jalan di seluruh Taiwan, angka tertinggi dalam lima tahun. Sebagian besar kasus terjadi di sektor akomodasi dan restoran, dengan lebih dari 90 persen disebabkan infeksi norovirus. CDC memperkirakan bahwa dengan semakin dekatnya perayaan Tahun Baru Imlek, jumlah kegiatan bepergian dan makan bersama akan meningkat, sehingga jumlah kasus diare diperkirakan akan terus bertambah, bahkan hingga melebihi 230.000 pasca libur Imlek.
Wanita Taipei menjadi kasus pertama hantavirus di Taiwan tahun ini
Di sisi lain, kasus pertama hantavirus di Taiwan tahun ini tercatat di Distrik Wenshan, Kota Taipei. Kasus ini melibatkan seorang wanita berusia 50-an tahun yang mengalami demam dan batuk tak lama setelah ia melihat tikus saat bekerja di pasar. Pasien tersebut telah sembuh, dan kontak dekatnya tidak menunjukkan gejala. Area sekitarnya juga telah disterilkan.