Banyak orang menyukai mi instan. Di Indonesia, mi instan merupakan makanan pokok bagi kelas pekerja dengan harga yang praktis dan terjangkau. Kalangan industrialis memperkirakan, tarif nol persen untuk gandum impor dari Amerika Serikat akan menurunkan harga mi instan di Indonesia, menjadikannya lebih murah lagi. Ini tidak hanya menguntungkan bagi pelaku usaha makanan, juga bagi konsumen.
Tersedia dalam varian kuah dan goreng, mi instan jadi santapan warga sehari-hari
Pelayan kedai mi instan di kawasan Jakarta ini sibuk mengisi produk ke dalam rak, sedangkan pemiliknya sedang memasak mi dan sayur untuk menghidangkan semangkuk mi goreng bagi pelanggan. Mi instan yang tersedia dalam berbagai rasa dengan kualitas prima dan harga terjangkau merupakan makanan pokok bagi para pekerja di area perkotaan, bahkan ada yang mengonsumsinya hampir setiap hari.
Tarif impor gandum AS bebas pajak, biaya produksi mi instan akan berkurang
Mi instan Indonesia tak cuma laris manis di dalam negeri saja, namun juga sangat populer di pasar internasional. Volume penjualan Indomie selaku merek mi instan terbesar di Indonesia saat ini berada di posisi kedua di Asia setelah mi instan Nissin dari Jepang. Kalangan industrialis memperkirakan harga mi instan juga akan turun setelah tarif impor gandum AS dipangkas menjadi 0%.
Pembukaan pasar Indonesia+tarif 0% membuat produk gandum AS lebih kompetitif
Pakar menganalisis, Indonesia awalnya mengimpor gandum dari Australia, namun setelah mencapai kesepakatan tarif dan membuka pasar sepenuhnya bagi AS, daya saing produk gandum AS akan lebih unggul dibandingkan produk serupa dari Australia atau Ukraina yang masih dikenakan pajak. Produsen mi instan pun memperoleh manfaatnya.