Toko serba ada (toserba) yang tersebar di seluruh Taiwan menawarkan berbagai produk dan layanan yang memudahkan kehidupan masyarakat. Namun bagi sebagian pekerja migran yang memiliki keterbatasan bahasa, berbelanja di toserba menjadi tantangan tersendiri. Untuk membantu mengurangi hambatan tersebut, sebuah organisasi masyarakat bekerja sama dengan pelaku usaha meluncurkan program layanan ramah pekerja migran dengan tujuan agar para pekerja migran juga dapat merasakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Suka tapi takut, pengalaman berbelanja di toserba jadi mimpi buruk bagi PMA
PMI bernama Ririn berdiri di depan rak sebuah toserba sambil memegang bento dingin. Ia ragu sejenak, kemudian mengembalikan lagi bento tersebut ke dalam rak. Di sisi lain, Ririn mencoba menggunakan mesin layanan otomatis "FamiPort" untuk mencari informasi, namun karena tidak memahami tampilan di layar minitor, ia akhirnya menyerah saking frustrasinya. Pengalaman serupa pasti sering dialami oleh para pekerja migran, membuat proses berbelaja di toserba yang awalnya instan dan praktis sekejap berubah menjadi mimpi buruk bagi kalangan ini.
Terhambat oleh kendala bahasa, berbelanja di toserba jadi tantangan bagi PMA
Laporan terkait "Survei PMA di Toserba" yang dirangkum oleh sebuah organisasi nirlaba menunjukkan, kendala yang paling sering dijumpai PMA di toserba mencakup pencetakan faktur, pengisian ulang kartu EasyCard, pengiriman uang ke kampung halaman, pengiriman dan penerimaan paket serta makanan halal, selaku isu yang paling dipedulikan oleh PMA Muslim. Selain menimbulkan kesenjangan komunikasi antara kedua belah pihak, kendala ini juga memengaruhi secara langsung minat PMA untuk mengunjungi toserba di masa mendatang.
Toserba luncurkan papan komunikasi dan sistem FamiPort dalam 4 bahasa
Dalam rangka menyediakan layanan yang beragam dan ramah, One-Forty dan FamilyMart bersama-sama meluncurkan "Program Layanan Ramah Pekerja Migran", dengan merancang papan komunikasi untuk pertama kalinya dalam empat bahasa, termasuk Indonesia, Vietnam dan Thailand serta menerapkannya ke dalam sistem FamiPort. Lewat bahasa ibu mereka, PMA dapat menggunakan mesin untuk membayar, mengirim uang, mengisi saldo, bahkan memanggil taksi. Selain itu, toserba juga terus meluncurkan beragam makanan halal Muslim dan menyisihkan zona khusus yang menjual aneka camilan dari Asia Tenggara.
==Kevin Chen // Perintis One-Forty==
Kami bersama-sama merancang sebuah papan komunikasi
Saat ini, papan komunikasi ini tersedia di meja kasir
Lebih dari 4.000 toserba FamilyMart di seluruh Taiwan
Selanjutnya dalam hal produk
Sehubungan dengan program ramah pekerja migran kali ini
FamilyMart juga mulai meluncurkan zona yang menjual camilan dari Asia Tenggara
Ciptakan prospek bisnis besar, PMA jadikan toserba tempat berbelanja favorit
Pekerja migran telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Taiwan. Peluang usaha yang dibawa oleh kalangan konsumen ini juga tidak dapat diremehkan. Pelaku usaha menyampaikan, lewat layanan yang ramah di toserba, mereka berharap dapat menciptakan sebuah pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi para pahlawan devisa.