Semakin banyak orang asing ditemukan tertipu dan menjadi kurir uang penipuan di Taiwan. Lima bulan pertama tahun ini, tercatat 133 kasus penipuan dengan 107 orang kurir asing hanya di Kabupaten Changhua saja, bertambah 50 kali lipat dibandingkan hanya 2 orang pada periode yang sama tahun lalu. Di antaranya, yang terbanyak berasal dari Vietnam.
Incar motor mencurigakan di sekitar ATM, polisi tahan 3 kurir penipuan WNA
Polisi langsung melakukan penyergapan saat memergoki anggota sindikat penipu. Saat menyelidiki kasus penipuan baru-baru ini, kantor kepolisian cabang Changhua menemukan ada dua motor yang sering muncul di dekat ATM. Mereka berhasil menyergap dan menangkap tiga kurir penipuan berstatus WNA.
Cari pekerjaan lewat internet, mahasiswa Vietnam terjerumus jadi kurir penipuan
Selain itu, kantor kepolisian Kecamatan Lukang belum lama ini menangkap seorang mahasiswa Vietnam yang menjadi kurir penipuan. Tersangka menyampaikan bahwa ia sedang mencari pekerjaan di bursa medsos. Pemasang iklan mengatakan, selama pergi ke ATM untuk menarik uang, ia akan mendapat gaji beberapa ribu dolar sehari. Tak disangka ia malah dijadikan kurir penipuan. Departemen Kepolisian Kabupaten Changhua telah menangani 133 kasus penipuan sejak Januari-Mei tahun ini, di antaranya, jumlah kurir penipuan berstatus asing meningkat drastis.
==Chen Ming-jun // Kepala Kantor Kepolisian Kabupaten Changhua==
Jumlah kurir penipuan yang kami tangkap hingga saat ini mencapai 630 orang
107 orang di antaranya merupakan warga asing
Sebagian adalah PMA sah yang merangkap kurir penipuan demi uang saku
Ada sebagian yang melihat iklan lowongan kerja
Yang dipasang sindikat penipuan lewat internet
Polisi gencarkan propaganda guna mencegah WNA terjerumus jadi kurir penipuan
Polisi menjelaskan, sebanyak 107 anggota kurir penipuan berstatus WNA telah tertangkap pada Januari-Mei tahun ini, tertinggi dari Vietnam sebanyak 65 orang, disusul Malaysia sebanyak 22 orang. Mengantisipasi peningkatan jumlah anggota kurir penipuan berstatus WNA, pihaknya akan menggencarkan propaganda untuk mencegah agar WNA tidak tertipu akibat kendala bahasa dan minimnya tingkat kesadaran hukum.