Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat di Myanmar telah melampaui 3.000. Karena banyak orang masih hilang, jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan. Para korban yang selamat kini menghadapi kondisi menyulitkan. Menurut petugas PBB, kondisi kekurangan makanan, obat-obatan, air minum, dan fasilitas pengungsian di Myanmar, semuanya sangat serius.
Mandalay terpuruk dan porak-poranda, RS dibanjiri pasien yang terluka
Di kawasan sekitar Mandalay yang terimbas paling parah tampak permukiman porak-poranda dan tim SAR yang sibuk lalu lalang. Sejumlah pasien yang terluka memenuhi ruangan yang tersisa di rumah sakit.
==Julia Rees // Perwakilan UNICEF di Myanmar==
Kebutuhannya sangat besar dan mereka meningkat setiap jam
Waktu yang tersisa untuk menyelamatkan nyawa orang sudah tidak banyak
Keluarga di area bencana sangat menderita krisis sumber air bersih
Juga krisis cadangan pangan dan medis
Sedangkan krisis baru terus bermunculan
Gempa tak kunjung reda saat kami berada di Mandalay
Upaya penyelamatan juga masih terus berlanjut
Korban bencana menderita krisis pangan+obat-obatan, terpaksa tidur di jalanan
Selain menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa tidur di jalanan, gempa juga memperburuk kondisi pasokan air dan listrik. Petugas PBB menyampaikan, krisis sumber air bersih tidak hanya berdampak pada air minum, namun juga mengancam kesehatan warga. Penyakit yang menyebar melalui sumber air yang terkontaminasi, termasuk kolera, demam berdarah, hepatitis dan malaria terus merebak akibat krisis sumber air bersih dan sarana medis.
Tim penyelamat lintas negara beraksi, 32 staf medis dari Jepang tiba di lokasi
Selain mengutus tim penyelamat untuk membantu pencarian penyintas di antara reruntuhan, sejumlah negara juga mengirim tim medis ke lokasi bencana. Misalnya, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) menggalang total 32 dokter dan perawat untuk menuju lokasi bencana guna membantu menyelamatkan korban luka.