Menurut statistik Ditjen Asuransi Kesehatan Nasional, obat yang paling banyak dikonsumsi warga Taiwan tahun lalu adalah obat pereda sakit yang mengandung “asetaminofen”, penggunanya sebanyak 8,89 juta orang, sedangkan merek obat mengandung asetaminofen yang paling sering digunakan adalah Panadol, yang harganya akan melonjak tidak lama lagi! Apoteker mengatakan bahwa harga serangkaian obat pereda sakit merek Panadol akan naik 5% mulai bulan Juli!
Apoteker sibuk merapikan rak. Harga barang naik, bahkan obat pereda nyeri Panadol pun diperkirakan akan mengalami kanaikan harga 5% pada bulan Juli. Diperkirakan harga per kotak akan naik NT$10-15. Pengendalian komoditi telah dimulai pada bulan Juni.
==Huang Yan-ru // Juru bicara Asosiasi Federasi Farmasi Taiwan (FTPA)==
Harga yang naik bulan depan adalah Panadol
Harga yang berisi 12 kaplet saat ini adalah NT$170
Bulan depan diperkirakan akan naik menjadi NT$179
Bila tak harus pilih merek, boleh pilih obat alternatif yang mengandung asetaminofen
Dengan melonjaknya harga Panadol, apoteker mengingatkan warga yang membutuhkan obat pereda nyeri dalam waktu dekat mungkin boleh memilih obat yang juga mengandung zat asetaminofen sebagai alternatif bila tidak ada keharusan dalam memilih merek.
Permintaan obat analgesik melambung, jadi simpanan di rumah pasca pandemi
Banyak orang menelan Panadol untuk meredakan sakit kepala, nyeri otot atau demam dengan cepat. Ada apoteker mengamati bahwa sehubungan dengan mitos terkait ramuan obat dan dampak pandemi terhadap pasokan obat di rumah, permintaan obat analgesik yang mengandung asetaminofen telah meningkat.
==Yi Li-zhen // apoteker==
Untuk saat ini, semua iklan
Kebanyakan akan memuat kata “asetaminofen”
Jadi permintaan warga terhadap asetaminofen sangat besar
8,98 juta orang menggunakan analgestik, jadi obat no.1 yang paling digunakan 2023
Menurut statistik Ditjen Asuransi Kesehatan Nasional (NHI), biaya obat-obatan yang ditanggung NHI tahun 2023 mencapai NT$243,1 miliar, dan obat nomor satu yang paling digunakan adalah obat analgestik asetaminofen. Penggunanya mencapai 8,98 juta orang, diduga merupakan efek pandemi dalam beberapa tahun terakhir.
Penggunaan jangka panjang berdampak pada fungsi hati, butuh evaluasi dokter
Apoteker menyampaikan, asetaminofen tidak membahayakan saluran pencernaan, namun penggunaan jangka panjang atau skala besar tetap dapat menimbulkan dampak tertentu pada hati sehingga perlu dievaluasi oleh tenaga profesional sebelum digunakan.