Jumlah PMA di Taiwan saat ini telah melampaui 750 ribu orang. Namun seiring meningkatnya jumlah PMA, masalah PMA kaburan juga menjadi semakin parah, telah mencapai 86 ribu orang hingga akhir tahun lalu. Bagi mereka yang memilih jalan kabur, tidak sedikit di antaranya yang memiliki kisah memilukan. Warta Berita PTS secara eksklusif mengadakan wawancara terhadap dua PMI kaburan untuk mendengarkan pengalaman hari-hari kelam selama melarikan diri.
Ibu sakit keras, Wati tergiur tawaran kerja ilegal bergaji tinggi dan pilih kabur
Saat menceritakan hari-hari kelam ia lalui saat melarikan diri, mimpinya untuk datang ke Taiwan untuk mencari uang hancur dan ia akan segera dideportasi, Wati tidak kuat menahan tangisnya.
Wati meninggalkan kampung halamannya 5 tahun yang lalu dan tiba ke Taiwan untuk bekerja sebagai perawat. Semua pekerjaan dan kehidupannya berjalan lancar, namun tak disangka, satu setengah tahun kemudian, ibunya tiba-tiba sakit keras. Ia sangat membutuhkan uang. untuk membayar biaya pengobatan ibunya. Tergiur pekerjaan ilegal bergaji tinggi di luar, ia memilih kabur dan bekerja serabutan di sebuah perkebunan teh di daerah Nantou. Namun tidak lama kemudian, ia menerima kabar duka bahwa ibunya telah meninggal. Karena tidak ada orang yang merawat anaknya di rumah, ia tidak punya pilihan selain menyerahkan diri.
Ponsel disita majikan, Lulu tak kuat menahan derita dan memilih kabur
PMI lainnya, Lulu, bekerja sebagai perawat demi membiayai adiknya sekolah. Namun sayangnya, ia sering dipukul oleh nenek yang emosinya tidak stabil, ponselnya pun disita oleh majikan, sehingga ia tidak leluasa berkomunikasi dengan keluarganya. Lulu sempat melapor ke agensi, namun karena tidak pernah ditangani dengan baik, ia akhirnya memilih untuk kabur.
Ke-2 PMI sarankan sesama rekan jangan kabur hanya karena ketidakpuasan sesaat
Dalam hari-hari kelam yang dilalui setelah berstatus gelap, tidak ada jaminan kerja yang sah, sakit pun tidak berani berobat dan setiap hari dihantui oleh perasaan takut dan kecemasan. Sebagai pihak yang berpengalaman, Wati dan Lulu berpesan agar para PMI memikirkan secara matang, jangan hanya karena tidak suka dengan pekerjaan, langsung memilih kabur dan merusak masa depan.
Jumlah PMA di Taiwan lampaui 750.000 orang, PMA kaburan 86.000, rekor tertinggi
Populasi menua di Taiwan merupakan masalah serius yang turut memicu krisis SDM. Menurut statistik Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah PMA tahun lalu melampaui 753.430 orang, namun jumlah PMA kaburan juga mencapai 86.000 orang, mencatat rekor tertinggi baru. Bagaimana caranya agar para PMA ini bisa memiliki pengalaman paling istimewa dalam hidup mereka selama bekerja di Taiwan melalui penerapan kebijakan dan perbaikan lingkungan kerja merupakan ujian berat bagi pemerintah Taiwan.