Pemirsa, apa kabar, Saya Lily Suriaty akan membawakan Warta Berita PTS tanggal 22 November. Seorang pria memasang iklan pernikahan lintas negara "Pengantin Vietnam", di toko minuman di sekitar lokasi sebuah SMA di Distrik Linyuan, Kaohsiung, bermaksud mengambil keuntungan biaya agensi, namun malah menarik perhatian satgas khusus kota Kaosiung dari Ditjen Imigrasi, dan diminta untuk hadir memberikan penjelasan, menurunkan papan iklan, dan kemungkinan akan didenda maksimum 500.000 dolar.
Iklan pernikahan lintas negara "Pengantin Vietnam" berukuran besar terpampang di pintu masuk toko minuman. Lokasinya berseberangan dengan sebuah SMA di Distrik Linyuan, Kaohsiung. Anggota satgas khusus Kota Kaohsiung dari Ditjen Imigrasi (NIA) mendatangi toko dan meminta agar semua papan iklan ditarik. Sambil menelusuri nomor telepon di atas, mereka menemukan seorang pria bernama Lu yang diminta untuk hadir memberikan penjelasan karena semua tindakan ini ilegal.
==Zhao Zhi-cheng // Kepala satgas khusus Kota Kaohsiung, NIA==
Bapak Lu menghabiskan hampir NT$ 1.000 untuk membuat iklan tersebut
Dan memohon agar pihak toko mengizinkan pemasangan iklan untuk sementara
Ia mengklaim memiliki belasan wanita asal Vietnam untuk dipilih
Saat diinterogasi, Bapak Lu
Mengklaim awalnya menyangka bisa mendapatkan penghasilan sampingan
Tak disangka malah langsung diperiksa
Oknum gunakan papan iklan untuk mempromosikan pengantin Vietnam
Ditjen Imigrasi menyatakan, Bapak Lu mengklaim bahwa ia memiliki belasan wanita Vietnam untuk dipilih, dan ia ingin bekerja sambilan sebagai agen pernikahan lintas negara untuk mendapatkan uang tambahan. Karena tidak bisa menggunakan medsos, ia menghabiskan uang untuk membuat papan reklame dan meminjam ruang dari toko untuk memajangnya, yang merupakan pelanggaran Pasal 58 UU Keimigrasian dan akan didenda NT$ 100.000-500.000.
KAPWR: Wanita dan pernikahan tak seharusnya jadi komoditas dagang
Asosiasi Promosi Hak Wanita Kaohsiung (KAPWR) menilai, populasi imigran baru di Taiwan telah melampaui populasi suku aborigin, generasi keduanya mencapai 10% dari total jumlah pelajar. Dalam masyarakat multikultural, wanita dan pernikahan tidak seharusnya menjadi komoditas dagang.
==Jiang Wan-si // Ketua KAPWR==
Bila ditemukan lewat iklan seperti ini
Mereka sebenarnya kerap memiliki sebuah mentalitas bahwa
Mereka sepertinya membeli seorang wanita untuk dibawa pulang
Dan mematerialisasikan wanita sebagai sebuah objek
Kemudian langsung dipajang sebagai iklan untuk diperjualbelikan
Seharusnya diturunkan, (karena) pernikahan dan wanita
Tidak seharusnya menjadi sebuah komoditas dagang
Cari pasangan lewat situs pernikahan resmi untuk lindungi hak pribadi
Satgas khusus Kota Kaohsiung menegaskan, selain iklan fisik, iklan agen pernikahan apa pun di internet juga ilegal. Warga dapat menghubungi 35 agensi pernikahan lintas negara yang sah lewat situs resmi Ditjen Imigrasi, kemudian menandatangani kontrak dan mengikuti jalur wajar untuk melindungi kepentingan pribadi.