Departemen Kesehatan Palestina mengatakan, jumlah korban tewas telah menembus angka sepuluh ribu orang sejak pengeboman Israel di Gaza; Saat ini, Tentara Pertahanan Israel (IDF) telah memutuskan jalur ke utara Gaza untuk mengisolasi Hamas dan melancarkan serangan dari udara. Perang diperkirakan memasuki tahap berdarah.
RS terbesar di Gaza digempur, 450 target dumusnahkan dalam semalam
Gadis berlumuran darah dibawa turun, sekelompok tunawisma yang berlari ke lantai atas untuk mencari perlindungan malah akhirnya tewas. Atap rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, RS Al-Shifa digempur bom, panel surya hancur. Karena kekurangan bahan bakar, rumah sakit tersebut kini hanya memiliki satu generator yang dapat digunakan. Saksi mata mengatakan, ini adalah salah satu pengeboman terparah yang pernah terjadi di Gaza utara. Israel menyatakan bahwa mereka menyerang 450 sasaran dalam semalam, menewaskan sejumlah komandan militer Hamas.
==Daniel Hagari // Juru bicara Tentara Pertahanan Israel (IDF) ==
Kami tidak menyerbu panel surya RS Al-Shifa
Namun kami melacak tindakan Hamas
Dalam menyalahgunakan fasilitas kemanusiaan
Dan menggunakan energi tersebut di sektor infrastruktur terorisme
Kami akan memusnahkannya
Tentara Israel memasuki Kota Gaza, jumah korban tewas akan kian bertambah
Konflik Israel-Hamas telah berubah menjadi pertempuran jarak dekat di perkotaan. Menurut laporan media Israel, IDF diperkirakan akan segera memasuki Kota Gaza dan militan Palestina yang sudah tidak aktif selama bertahun-tahun akan maju untuk melawan dan melancarkan penyergapan dari jaringan bawah tanah yang sangat besar. Jumlah korban dikhawatirkan meningkat drastis. Departemen Kesehatan Gaza yang yang dikendalikan oleh Hamas mengatakan, jumlah orang Palestina yang tewas telah melebihi 10.000 orang, termasuk personel militer dan warga sipil.
Lewat pembicaraan dengan PM Israel, Biden imbau gencatan senjata sementara
Gedung Putih AS mengatakan pihaknya tidak dapat memverifikasi bahwa jumlah korban tewas melebihi 10.000 orang, namun mengakui bahwa ribuan warga Palestina memang telah kehilangan nyawa. Gedung Putih menyampaikan, Presiden Biden secara langsung mengemukakan perlunya gencatan senjata sementara berdasarkan isu kemanusiaan selama bincang telepon tanggal 6 dengan PM Israel, Benjamin Netanyahu, namun tidak ada mufakat yang tercapai.