Taifun Doksuri menjauh, namun membawa angin kencang dan hujan lebat saat lewat, menyebabkan kerusakan pada tanaman srikaya, semangka dan alpukat di Tainan. Biro Pertanian Kota Tainan mengkalkulasi kerugian panen melampaui 3,2 juta Dollar Taiwan. Untungnya, kerusakan yang ditimbulkan tidak separah masa lalu.
Angin kencang Doksuri merusak alpukat di Danei dan srikaya di Guiren
Saat ini adalah masa panen alpukat di Danei, Tainan. Meskipun petani memperkuat perlindungan, namun pohon alpukat yang ada di sisi angin tetap tercabut hingga ke akarnya. Buah yang tidak jatuh juga rusak bopeng. Sedangkan buah srikaya di Guiren yang sudah matang 60-70% dan berjarak 10 hari dari waktu panen juga tidak luput dari amukan badai. Jumlah kerugian masih belum dapat diperkirakan
Semangka kecil Shalun terendam air dan pecah, petani rugi besar
Petani yang terimbas paling parah adalah semangka kecil yang terendam air dan pohonnya layu. Ditambah cuaca yang berubah cerah membuat buah semangka pecah. Di antaranya, seorang petani yang menanam semangka sebanyak 8 hektar mengalami kerugian yang sangat besar.
==Huang Tai-he // Petani semangka di Guiren==
Benar, semua semangka di sini tidak bisa dipanen
Sekitar 7 sampai 8 hektar
==Chen Chung-chieh // Wakil Kepala Dinas Pertanian Kota Tainan==
Dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya masih beruntung
Sedikit lebih ringan
Tingkat kerusakan 7%, kerugian NT$ 3,2 juta
Dinas Pertanian menyebutkan luas ladang yang dilanda angin kencang mencapai 127,64 hektar dengan tingkat kerusakan sebanyak 7%, yaitu sekitar 11,84 hektar dengan jumlah kerugian NT$ 3,2 juta. Meski kerugian akibat bencana angin kali ini termasuk ringan, Dinas Pertanian akan menghubungi unit terkait untuk memberi perhatian dan mengaktifkan mekanisme pendataan langsung jika diperlukan. Selain itu juga akan memantau situasi cuaca dan cara mengantisipasi kerugian yang disebabkan bencana.