Taiwan mengizinkan siswa asing masuk, namun pengendalian diperketat

  Pencegahan pandemi menjadi prioritas utama. Seiring kasus kontaminasi klaster di RSU Taoyuan, Kementerian Pendidikan membuka kembali izin masuk bagi siswa asing tanggal 8 Februari dengan memperketat pengendalian di wilayah perbatasan. Serikat hak siswa asing menyampaikan, proses pengajuan hingga tiba di sekolah paling cepat memakan waktu 1,5 bulan, Kementerian Pendidikan menyatakan para siswa boleh menjalani karantina terpadu, namun peluang ditolak oleh pihak sekolah sangat tinggi. 
 
  Serikat hak siswa asing // A Cao menjelaskan, “alasan yang diberikan oleh banyak sekolah adalah karena tinggal dalam pusat karantina terpadu proses administrasinya
lebih sulit dibandingkan dengan hotel karantina. Juga ada banyak pihak yang tidak menyebutkan alasan.”
 
Biaya hotel karantina terasa berat bagi sebagian siswa asing 
 
  Dari hari pertama tiba hingga pemeriksaan setelah 14 hari masa karantina, kamar hotel karantina setidaknya harus dipesan selama 16 hari. Bila biaya per harinya NT$ 1.000, akan menghabiskan total biaya NT$ 16.000. Mereka berharap bisa disamakan antara warga Taiwan dan warga asing pemegang ARC, yakni dapat tinggal di kamar yang memiliki kamar mandi pribadi.
 
Sebagian siswa Macau luncurkan petisi perbaikan proses karantina
 
  Selain itu, pihak serikat menyampaikan, banyak siswa asing yang tidak pulang ke kampung halaman selama setahun, walau merindukan keluarga, namun biaya dan proses karantina saat kembali ke Taiwan tinggi dan lama, sehingga mereka merasa enggan. Serikat Macau Student in Taiwan (MSIT) meluncurkan petisi Desember lalu, menyatakan bahwa Macau merupakan kawasan berisiko rendah dan mengimbau agar Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) menerapkan metode “Business Bubble” agar pelaku karantina lima hari dapat segera keluar setelah hasil tes atas biaya pribadinya adalah negatif. Lebih dari 8.000 orang telah menandatangani petisi ini.
 
  Komandan CECC // Chen Shih-chung berkata, “saya rasa pemikiran seperti ini juga bukan tidak bisa dilakukan karena Macau memang merupakan wilayah berisiko rendah.”
 
MSIT berharap dapat segera memperoleh hasil nyata
 
  Terkait respons Chen Shih-chung yang menyatakan bukan tidak bisa dilakukan, namun akan memberikan tanggapan positif, pihak MSIT berharap dapat memperoleh hasil secepatnya agar mereka dapat segera pulang dan kembali ke Taiwan dan tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk dapat segera kembali ke sekolah.