AS melabel Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris

AS melabel Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris
 
    Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran terus meninggi setelah dilabelnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Iran sebagai organisasi teroris oleh Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo pada tanggal 8. IRGC dibentuk pada Mei 1979 dengan tujuan melindungi posisi absolut agama Islam di Iran.
 
Pasukan revolusi bertugas memantau dan menindas suara oposisi
 
    Selain memiliki pasukan militer darat, laut dan udara sendiri, IRGC juga mengontrol senjata strategis seperti senjata nuklir dan peluru kendali, menangani pemantauan warga serta pejabat, dan menindas suara oposisi di Iran, bagaikan polisi rahasia Nazi Jerman, Gestapo, pada masa Perang Dunia II.
 
IRGC bersekutu dengan kelompok Syi'ah
 
     IRGC juga menjalin persekutuan dengan kelompok bersenjata Syi'ah lain di Timur Tengah, antara lain Hizbullah di Lebanon, Hamas di Jalur Gaza dan Hutsi di Yemen, bersama-sama menyerang kelompok Sunni dan pemerintah Arab pro-barat lain.
Iran meretaliasi dengan melabeli pasukan AS sebagai teroris
 
      Dicapnya IRGC sebagai organisasi teroris oleh Amerika berarti lebih banyak bantuan finansial untuk pemerintah Iran bisa dihentikan melalui jaringan keuangan global di masa depan. Tapi Iran juga telah meretaliasi dengan melabeli pasukan Amerika di utara timur tengah sebagai organisasi teroris.
 
Pandangan AS terhadap IRGC bersimpang siur
 
     Pandangan dalam pemerintah Amerika sendiri terhadap isu IRGC juga bersimpang siur. Ketua Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford dan petinggi militer lain khawatir, fungsi tekanan ekonomi terhadap IRGC tidak akan terlalu besar, malah bisa menimbulkan krisis lebih serius terhadap pasukan Amerika di timur tengah. Sebaliknya, Menlu Mike Pompeo dan Penasehat Keamanan Negara Gedung Putih John Bolton berpendapat, IRGC sejak dulu meluncurkan berbagai serangan teror terhadap Amerika, maka ada perlunya bagi administrasi Donald Trump untuk memberi tekanan lebih berat pada Iran.
 
Editor: Maidin Hindrawan