The Economist: Invasi Tiongkok ke Taiwan disamarkan bak latihan militer

Tiongkok tidak melepaskan niat menginvasi Taiwan. Media The Economist melaporkan, jika Xi Jinping memilih berperang, ia bisa menyamarkan invasi ke Taiwan sebagai latihan militer. Bila ia merebut pulau terluar di wilayah barat Taiwan dalam invasi skala kecil, waktu peringatan mungkin hanya beberapa jam. Laporan tersebut juga menyebutkan Komandan Indo-Pasifik AS, John Aquilino menyatakan, jika gagal menghalangi, pihak militer AS akan bersiap berperang dan menang. Pakar menganalisis bahwa tentara Tiongkok ingin menyerbu Taiwan secara tiba-tiba, namun strategi pasca perangnya mungkin akan diteliti terlebih dahulu oleh pihak internasional.
Peneliti Asisten, Institute for National Defense and Security Research // Lin Po-chou menyampaikan, “relokasi pasukan Tiongkok, bagi negara-negara di kawasan mencakup Jepang, AS, Australia adalah target ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaisance) yang sangat penting. Infonya akan terdeteksi oleh negara-negara ini sebelum perang.”
Usikan jet Tiongkok telah menjadi ancaman terhadap keamanan Taiwan
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan, lebih dari 1.700 pesawat militer Tiongkok telah menerobos zona pertahanan udara (ADIZ) Taiwan pada tahun lalu. Mengingat bahwa gejolak di Selat Taiwan akan memengaruhi keamanan regional, KTT Inggris-Prancis serentak menegaskan kembali pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (MOFA) Taiwan // Jeff Liu menyatakan, “dua pemain utama di Eropa sangat memerhatikan perdamaian di Selat Taiwan. Hal ini bermakna penting, maka MOFA menyambut baik pernyataan tersebut dan mendukung kepedulian kedua pemerintah terhadap keamanan di Selat Taiwan.”
Laporan keamanan Inggris prediksi penyesuaian terhadap strategi Tiongkok
Tanggal 13 waktu setempat, Inggris menerbitkan versi baru "Laporan Tinjauan Komprehensif Tentang Kebijakan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan". Kantor Perdana Menteri telah mengumumkan penyesuaian strategi terhadap Tiongkok untuk menghadapi tantangan mereka. Laporan diperkirakan akan mengungkit Taiwan untuk pertama kalinya, yang dianggap sebagai elevasi terhadap pentingnya status Selat Taiwan.