Pembunuhan berantai Siprus memakan korban 7 orang wanita

Pembunuhan berantai Siprus memakan korban 7 orang wanita
 
Terjadi pembunuhan berantai pada Negara Siprus yang terletak di Laut Tengah bagian timur, tujuh perempuan dibunuh dan dibuang begitu saja. Polisi setempat menemukan pelaku adalah seorang perwira dan mayoritas korban adalah pembantu rumah tangga asal Filipina.
 
Pelaku menggunakan situs kencan untuk memikat korban
 
Kasus yang terungkap pada tanggal 14 April ini diawali ditemukannya jasad pada sebuah tempat bekas pertambangan oleh turis. Polisi kembali menemukan jenazah lainnya pada tanggal 20. Dari hasil investigasi pertemanan salah seorang korban, polisi berhasil menemukan tersangka berusia 35 tahun yang mencari calon korban pembantu rumah tangga asal Filipina dari situs kencan. Setelah berhasil mengajak ketemu, korban akan dibunuh dan dibuang.
 
Ketua tim SAR Siprus mengatakan bahwa kamera robot telah mengidentifikasikan
 ada dua sosok (di dasar danau). Mereka menduga kedua sosok tersebut mungkin merupakan jenazah korban.
 
1556593360h.jpg
 
 
Tersangka membunuh 7 orang dalam 3 tahun
 
Tersangka mengaku bahwa telah membunuh setidaknya tujuh wanita dan gadis dalam tiga tahun terakhir. Pada 25 April, polisi menemukan 3 jenazah pada tempat latihan tembak militer yang berjarak 14 km dari pertambangan sesuai pengakuan pelaku. Media asing melaporkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan beruntun terbesar dalam sejarah Siprus. Korban pernah dilaporkan hilang pada September 2016, tetapi tidak ditanggapi serius oleh polisi. Setelah kasus ini terungkap, kelalaian polisi menimbulkan banyak kritikan dari masyarakat.
 
Pembantu asal Filipina,  Lisa mengungkapkan bahwa mereka datang ke sini untuk bekerja. Lisa mengatakan tidak ada seorang pun harus mengalami perlakuan buruk.
 
Polisi masih mencari 4 jenazah korban pada 2 danau
 
Saat ini, penahanan sementara tersangka akan diperpanjang hingga delapan hari. Dua danau tengah dikeruk sesuai pengakuan tersangka untuk menemukan 2 jenazah wanita dan dua jenazah gadis sesegera mungkin.
 
Editor: Shantina

專題|土耳其百年震殤 「鬆餅式坍塌」為何釀禍?